Etika, moral, susila dan akhlaq, secara konseptual memiliki makna yang berbeda, namun pada tataran praktis, memiliki 113 prinsip yang sama, yakni sama-sama berkaitan dengan nilai perbuatan manusia. Seseorang yang sering kali berkelakuan baik kita sebut sebagai orang yang berakhlaq, beretika, bermoral, dan sekaligus orang yang mengerti susila. Sebaliknya, orang yang perilakunnya buruk di sebut orang yang tidak berakhlaq, tidak bermoral, tidak tahu etika atau orang yang tidak berasusila. Konotasi baik dan buruk dalam hal ini sangat bergantung pada sifat positif atau negatif dari suatu perbuatan manusia sebagai makhluk individual dalam komunitas sosialnya. Dengan demikian etika, moral, susiala dan akhlak memiliki substansi yang sangat dekat bahkan bisa dikatakan sama. Sebab tujuan ketiganya adalah mencari nilai-nilai positif dalam bertingkah laku untuk menjadi makhluk yang bermoral etis sebagai ciptaan, baik di mata Tuhan maupun makhluknya. Jika ditinjau dalam perspektif agama, perbuatan manusia didunia ini hanya ada dua pilihan yaitu baik dan buruk atau benar dan salah. Jalan yang di tempuh manusia adalah jalan lurus yang sesuai dengan petunjuk ajaran agama dan keyakinannya, atau sebaliknya, yakni jalan menyimpang atau jalan setan, kebenaran atau kesesatan. Tidak boleh ada jalan ketiga sebagai jalan tengah antara keduanya. Keempat istilah tersebut sama-sama mengacu pada perbuatan manusia yang selanjutnya ia diberikan kebebasan untuk menentukan apakah mau memilih jalan yang berniai baik atau buruk, benar atau salah berdasarkan kepeutusannya. Tentu saja, masing-masing pilihan mempunyai konsekuensi berbeda. Sumber nilai pada akhlak adalah Alquran dan sunah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana konsep etika dan moral. Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Alquran memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah swt memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaan-Nya Lihat QS. Ar-Rum/30 30. Karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruh pendidikan dan linngkungan. Oleh sebab itu ukuran baik dan buruk tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada hati nurani atau fitrah manusia semata. Fitrah hanyalah potensi dasar yang perlu dipelihara dan dikembangkan. 114 p Semua keputusan syara’ tidak akan bertentangan dengan hati nurani manusia, karena kedua-duanya berasal dari sumber yang sama yaitu Allah swt. Demikian juga dengan akal pikiran, Ia hanyalah salah satu kekuatan yang dimilki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan. Pandangan masyarakat juga bisa dijadikan salah satu ukuran baik dan buruk. Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal pikiran mereka sudah dikotori oleh perilaku tercela tidak bisa dijadikan ukuran. Hanya kebiasaan masyarakat yang baiklah yang dapat dijadikan ukuran. Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk tolak ukur yang digunakan atau sumbernya adalah akal pikiran atau rasio filsafat, sedangkan dalam pembicaraan moral tolak ukur yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dimasyarakat. Mengenai istilah akhlak, etika dan moral dapat dilihat perbedaannya dari objeknya, dimana akhlak menitikberatkan perbuatan terhadap Tuhan dan sesama manusia, sedangkan etika dan moral hanya menitikberatkan perbuatan terhadap sesama manusia saja. Maka istilah akhlak sifatnya teosentris, meskipun akhlak itu ada yang tertuju kepada manusia dan makhluk-makhluk lain, namun tujuan utamanya karena Allah swt. Tetapi istilah etika dan moral semata-mata sasaran dan tujuannya untuk manusia saja. Karena itu, istilah tersebut bersifat antroposentris kemanusiaan saja. Ditinjau dari aspek pembentukan karakter, keempat istilah itu merupakan suatu proses yang tidak pernah ada kata berhenti di dalamnya. Proses itu harus terus-menerus di dorong untuk terus menginspirasi terwujudnya manusia-manusia yang memiliki karakter yang baik dan mulia, yang kemudian terefleksikan ke dalam bentuk perilaku pada tataran fakta empiric di lapangan sosial dimana manusia tinggal. Kesadaran terhadap arah yang positif ini menjadi penting ditanamkan, agar supaya tugas manusia sebagai khalifatullah fi al-ardi menjadi kenyataan sesuai titah Allah Swt. Bukankah Allah telah membekali manusia berupa sebuah potensi fitri, jika manusia mampu memeliharanya, maka ia akan mencapai drajad yang lebih mulia dari pada malaikat. Sebaliknya, jika tidak mampu, maka ia akan jatuh ke posisi drajad binatang dan bahkan lebih sesat lagi. Inilah di 115 antara argumentasinya, bahwa betapa perilaku manusia itu harus senatiasa dibina, di bombing, di arahkan bahkan harus di control melalui regulasi-regulasi, agar supaya manusia selalu berada di jalan yang benar dan lurus. Untuk mewujudkan cita-cita luhur itu, memang dibutuhkan suatu proses yang panjang sekaligus dengan cost yang tidak sedikit. Berdasarkan paparan di atas, maka secara formal perbedaan keempat istilah tersebut adalah antara lain sebagai berikut 1. Etika bertolak ukur pada akal pikiran atau rasio. 2. Moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang berlaku pada masyarakat. 3. Etika bersifat pemikiran filosofis yang berada pada tataran konsep atau teoritis. 4. Pada aras aplikatif, etika bersifat lokalitas dan temporer sesuai consensus, dengan demikian dia disebut etiket etiqqueta, etika praksis, atau dikenal juga dengan adab/tatakrama/tatasusila. 5. Moral berada pada dataran realitas praktis dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang dalam masyarakat. 6. Etika di pakai untuk pengkajian system nilai yang ada. 7. Moral yang di ungkapkan dengan istilah moralitas di pakai untuk menilai suatu perbuatan. 8. Akhlaq berada pada tataran aplikatif dari suatu tindakan manusia dan bersifat umum, namun lebih mengacu pada barometer ajaran agama. Jadi, etika islam termasuk salah satu dari berbagai etika relegius yang ada itu tidak lain adalah akhlaq itu sendiri. 9. Susila adalah prinsip-prinsip yang menjadi landasan berpijak masyarakat, baik dalam tindakan maupun dalam tata cara berpikir, berdasarkan kearifan-kearifan local. 10. Akhlaq juga berada pada level spontanitas-spesifik, karena kebiasaan individual/komunitas yang dapat disebut dengan “Adab”, seperti adab mencari ilmu, adab pergaulan keluarga dan lain-lain.
SEORANGPENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 Jelasklan perbedaan dan persamaan antara etika, moral dan akhlak ! INI JAWABAN TERBAIK 👇 Menjawab: Persamaan: 1. akhlak, etika, dan akhlak adalah ajaran atau gambaran tentang perbuatan, perilaku, sifat, dan perangai yang baik. 2. Moralitas, etika, moralitas adalah prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur harkat dan martabat kemanusiaan. 3. []
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. YUUK KENALI APA YANG MEMBEDAKAN AKHLAK, ETIKA & MORALAKHLAKSecara etimologis lughatan akhlak itu berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Karena akhlak itu sendiri merupakan bentuk jamak dari khuluq. Berakar kata dari khlaqa yang artinya menciptakan. Seakar kata juga dengan khaliq yaitu pencipa. Sehingga yang diciptakan diseut makhluk dan penciptaannya di sebut dari persamaan kata diatas perdapat kaitan keterpaduan yaitu bagaimana kehendak khaliq tuhan dengan prilaku makhluk manusia. Nah dari etimologi inilah akhlak itu tidak bisa diartikan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi juga yang mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya. Dari sini kita bisa memaknai lagi lebih dalam bahwa akhlak itu adalah kesesuain dari apa yang kita lakukan atau ucapkan dengan apa yang allah inginkan bukan dengan apa yang makhluk dari etimologis diatas apa definisi dari akhlak itu sendiri?Menurut imam al ghazali akhlak itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatandengan gampang dan mudah tanpa memrlukan pemikiran dan pertimbangan. Sebagai contoh ketika lita tersandung batu maka dengan spontnitas seseorang akan mengucapkan kata-kata dari mulutnya. Maka baik bruknya kata itumenggambarkan itulah akhlak dari orang secara gampangnya sifat dari akhlak itu sendiri yaitu spontanitas, konstan, tidak tenporer dan tidak memerluka pertimbangan atau dorongan dari luar. ETIKA Perbedaan dari akhlak dan moral sebenarnya terletak pada standarnya masing-masing. Jika akhlak merujuk kepada alquran dan sunnah, maka etika sendiri standarnya adalah pertimbangan akal pikiran. Sebagai contoh pada saat ini menggunakan pakaian yang belum tentu menutup aurat atau ketat mungkin menjadi hal yang lumrah karena sesuai dengan zaman dan juga bisa diterima oleh masyarakat sebagai kemajuan diberbagai tempat itu bukanlah hal yang buruk atau berkesan negatif akan tetapi jika dikaitkan dengan akhlak maka itu termasuk kedalam akhlak yang buruk karena tidak sesui dengan apa yang terdapat dalam quran dan sendiri memilki standar kebiasaan yang umum berlaku dimasyarakat. Atau kita bisa artikan sebagai sesuatu yang memenag sudah menjadi adat dan kebisaan di masyrakat tertentu. Sebagai contoh meminum khamar saat acara iring-iringan pengantin di salah satu tempat di pulau lombok. Dalam sudut pandang masyatakat disana mungkin itu merupakan sebuah adat atau kebiasaan yang berkesan baik bahkan suatu keharusan pada acara tersebut. Sehingga tidak berkesan sebagai moral yang burruk, akan tetapi jika kita kaitkan lagi dengan akhlak maka itu sudah jelas termasuk kedalam sesuatu yang tidak berakhlak. 1 2 Lihat Pendidikan Selengkapnya
Kelompok6 1. Aisyah Turidho 2. Bella Timorti Pertiwi 3. Fitriyah. 2. ETIKA, MORAL, AKHLAK. 3. ETIKA Secara etimologi, kata "etika" berasal dari bahasa Yunani kuno"ethos" yang artinya adat kebiasaan sama dengan akhlak dalam arti bahasa. Artinya etika adalah sebuah pranata perilaku seseorang atau sekelompok orang, yang tersusun dari suatu sistem
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pengertian , Dasar Akhlak Tasawuf, Persamaan, Perbedaannya Dengan Etika Dan Akhlak, Etika dan AkhlakKata akhlah berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlaq. Menurut bahasa akhlak adalah perangai, tabiat, dan agama. Dinamakan khuluq karena etika bagaikan khalqah karakter pada dirinya. Dengan demikian khuluq adalah etika yang menjadi pilihan dan diusahakan seseorang. Adapun etika yang sudah menjadi tabiat bawaannya dinamakan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi perkerti, watak, dan dengan pengertian khuluq yang berarti agama, Al-Fairuzzabadi berkata, “ketahuilah, agama pada dasarnya adalah akhlak. Barang siapa memiliki akhlak mulia, kualitas agamanya pun mulia. Agama diletakkan di atas landasan akhlak utama, yaitu kesabaran, memelihara diri, keberanian, dan keadilan.”Secara sempit, pengertian akhlak dapat diartikan dengan kaidah untuk menempuh jalan yang yang sesuai untuk menuju akhlak akal tantang kebaikan dan akhlak menurut istilah, Menurut imam Al-Ghozali “akhlak adalah daya kekuatan sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan yag spontan tanpa memerlukan pertimbangan akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan Etika Etika berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti kebiasaan perbiatan.netika adalah teori tentang perbuatan manusia dilihat dari baik dan buruknya. Etika memurut filsafat adalah ilmu yang menyelidiki perbuatan baik dan perbuataan buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh dapat diketahui oleh akal pikiran. MoralMoral berasal dari bahasa latin mores. Kata Jama’ dari mos yang berarti adat kebiasaan. Menurut istilah moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia. Yang baik dan wajar, sesuai dengan ukuran tindakan yang oleh umum diterima, meliputi kesatuan social atau lingkungan tertentu. B, Pengertian Tasawuf Secara lughawiSecara lughawi pengertian tasawuf dapat dilihat menjadi beberapa macam pengertian, seperti di bawah tasawuf berasal dari kata ahlu suffah ا هل ا لصفة yang berarti sekelompk orang pada masa Rasulullah SAW, yang hidupnya berdiam di serambi-serambi masjid, mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT. Kedua tasawuf berasal dari kata shafa صفا ء berarti “bersih” atau “suci” maksudnya adalah orang-orang yang menyucikan dirinya di hadapan tasawuf berasal dari kata shaf صفartinya orang-orang yang ketika shalat selalu berada di saf paling istilah tasawuf dinisbahkan kepada orang-orang dari bani tasawuf berasal dari kata saufi سو فئ yang berarti tasawuf berasal dari kata shaufanah yaitu sebangsa buah-buahan kecil yang berbulu dan banyak yang tumbuh di padang pasir di tanah tasawuf berasal dari kata shuf صو ف yang berarti bulu domba atau tasawuf secara istilahPengertian tasawuf secara istilah adalah ilmu yang mengajarkan kepada manusia untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada bingkai global, urgensi tasawuf yang disajikan bagi kalangan intelektual muda, seperti para mahasiswa, adalah upaya positif untuk sadar dan mengenal pada eksistensi dirinya, sehingga ia akan sampai pada eksistensi Tuhannya. Konsep pendidikan tasawuf yang terkenal adalah “ barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya”. Menurut Muhammad Ali Al-Qossab, tasawuf adalah akhlak yang mulia, yang timbul pada masa yang mulia dari seorang yang mulia ditengah-tengah kaum yang Al-Junaid ai-Baghdadi mendefinisikan tasawuf sebagai berikut “hendaknya kita berhubungan dengan al-Haqq tanpa perantara wasilah” dan dikitab lain dia juga mendefinisikan tasawuf adalah “hendaknya hidup dan matimu diserahkan kepada al-Haqq”.Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan ma’rifat menuju keabadian, saling mengingatkan antar manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah SWT dan mengikuti syari’at Rosulullah SAW dalam mendekatkan diri dan mencapai Tasawuf Dalam Al-Qur’an dan Hadis Kajian tentang tasawuf semakin banyak diminti orang. Sebagai bukti, misalnya, semakin banyaknya buku yang membahas tasawuf yang banyak kita temui telah mengisi berbagai perpustakan terutama di Negara-negara yang berpenduduk muslim, juga Negara-negara barat sekalipun yang mayoritas masyarakatnya adalah ketertarikan mereka tidak dapat diklaim sebagai sebuah penerimaan bulat-bulat terhadap tasawuf. Ketertarikan mereka terhadap tasawuf dapat dilihat pada dua kecenderungan, yaitu pertama karena kecenderungan terhadap kebutuhan fitrah atau naluriah;Kedua, karena kecenderungan pada persoalan akademis. Kecenderungan pertaman mengisyaratkan bahwa manusia membutuhkan sentuhan-sentuhan spiritual atau rohani. Kecenderungan kedua mengisyaratkan bahwa kajian tasawuf menarik untuk dikaji secara akademis-keilmuan. Untuk melihat dasar-dasar tentang tasawuf, dalam kajian ini penulis akan mengetahkan landasan-landasan naqli dari tasawuf. Landasan naqli yang kami maksudkan adalah landasan Al-Qur’an dan Al-Hadis. Kami memandang perlu menyajikan kedua landasan ini karena Al-Qur’an dan Al-Hadis merupakan kerangka acuan pokok yang selalu dipegang umat islam. Al-Qur’an Tasawuf pada awal pembentukannya adalah akhlak atau keagamaan, dan moral keagamaan ini banyak diatur dalm Al-Quran dan As-Sunnah. Jelaslah bahwa sumber pertamanya adalah ajaran-ajaran islam. Sebab tasawuf ditimba dari Al-Quran dan As-Sunnah, dan amalan-amalan serta ucpan para sahabat. Amalan serta ucapan para sahabt itu tentu saja tidak keluar dari ruang lingkup Al-Quran dan As-Sunnah. Dengan begitu, justru dua sumber utama tasawuf adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Al-Quran merupakan kitab Allah SWT. Yang di dalamnya terkandung muatan-muatan ajaran Islam, baik akidah , syariah, maupun muamalah .ketiga muatan tersebut banyak tercermin dalam ayat-ayat yang termaktub dalam Al-Quran. Ayat-ayat Al-Quran itu, di satu sisi memang perlu dipahami secara tektual-lahiriah, tetapi di sisi lain, ada juga yang perlu dipahami secara kontektual-rohaniah. Sebab jika dipahami hanya secara lahiriah, ayat-ayat Al-Quran akan terasa kaku, kurang dinamis, dan tidak mustahil akan ditemukan persoalan yang tidak dapat diterima secara psikis. Secara umum. Ajaran islam mengatur kehidupan yang bersifat lahiriah dan batiniah. Pemahaman terhadap unsur kehidupan yang bersifat batiniah pada gilirannya melahirkan tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini mendapat perhatian yangcukup besar dari sumber ajaran Islam. Ak-Quran dam As-Sunnah, serta praktik kehidupan Nabi Muhammmad SAW dan para sahabatnya. Al-Quran antara lain berbicara tentang kemungkinan manusia dapat saling mencintai mahabbah dengan Tuhan. Hal itu misalnya difirmankan Allah SWT dalam wahai orang-orang yang beriman ! Barang siapa di antara kamu yang murtad keluar dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan merekanpun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas pemberian-Nya , Maha Mengetahui. Al-Ma’idah [5]54Dalam Al-Quran, Allah SWT pun memerintahkan manusia agar senantiasa bertobat, membersihkan diri, dan memohon ampunnan kepada-Nya sehingga memperoleh cahaya HaditsDalam hadis Rasulullah SAW banyak dijumpai keterangan yang berbicara tentang kehidupan rohaniah manusia. Berikut ini beberapa matan hadis yang dapat dipahami dengan pendekatan tasawuf. Artinya “barang siapa yang mengenal dirinya, maka akan mengenal Tuhannya” Hadis ini di samping melukiskan kedekatan hubungan antara Tuhan dan manusia, sekalipun mengisyaratkan arti bahwa manusia dan Tuhan adalah satu. Jadi barang siapa yang ingin mengenal Tuhan cukup mengenal dan merenungkan perihal dirinya sendiri. Dasar-dasar tasawuf baik Al-Quran , Al-Hadis, maupun teladan dari para sahabat, ternyata merupakan benih-benih tasawuf dalam kedudukannya sebagai ilmu tentang tingkatan maqomat dan keadaan ahwal. Dengan kata lain, ilmu tentang moral dan tingkah laku manusia terdapat rujukannya dalam Al-Qura, bahwa pertumbuhan pertamanya, tasawuf ternyata ditimba daro sumber Al-Quran. dan Persamaan antara Akhlak, Etika, dan Antara Akhlak, Etika, dan MoralAda beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral, yaitu sebagai berikut etika, dan moral mengacu pada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang etika, dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat etika, dan moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap Antara Akhlak, Etika, dan MoralAkhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak yang bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah SWT. Sedangkan etika sendiri merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan dan Manfaat Akhlak TasawufPada dasarnya, tujuan pokok akhlak adalah agar setiap muslim berbudi pekerti, bertingkah laku, berperangai atau beradat-istiadat yang baik sesuai dengan ajaran islam. Ibadah-ibadah inti dalam islam juga memiliki tujuan pembinaan akhlak mulia. Misalnya, shalat bertujuan mencegah seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan tercela; zakat disamping bertujuan menyucikan harta juga bertujuan menyucikan diri dengan memupuk kepribadian mulia cara membantu sesama; puasa bertujuan mendidik diri untuk menahan diri dari berbagai syahwat. Dengan demikian, tujuan secara umum adalah membentuk kepribadian seorang muslim yang memiliki akhlak mulia, baik secara lahiriyah maupun Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung Pustaka Ahmad. 2007. Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa. Surabaya Temprina Media Dahlan. 2010. Tasawuf Irfani. Malang UIN-Maliki Press. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Perbedaanetika, moral, dan akhlak bisa dilihat dari makna dan sumber pemikirannya. Etika lebih berbicara soal ilmu yang bersumber pada adat istiadat. Sedangkan moral berupa nilai dan akhlak berupa perangai yang bersumber pada Alquran dan sunnah.
Pengertian Akhlak dan Moral Serta Perbedaannya – Sahabat Muslimah, Islam merupakan agama yang santun karena dalam Islam sangat menjunjung tinggi pentingnya akhlak dan moral. Keduanya adalah hal yang sangat penting karena telah mencakup segala pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Allah Swt atau dengan sesama makhluk. Nah, apa saja persamaan antara moral dan akhlak? dan perbedaan keduanya?. Lebih jelasnya silahkan simak ulasan berikut ini. Pengertian Akhlak Akhlak berasal dari bahasa Arab “Akhlak” yang merupakan bentuk jamak dari “Khuluq”. Secara bahasa “akhlak” berarti budi pekerti, tabi’at, watak. Dalam kebahasaan akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika. Secara istilah, akhlak didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut Prof. Sr. Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang biasa dilakukan. Artinya, segala sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan disebut akhlak. Sementara itu Ibnu Maskawih mengemukakan bahwa akhlak adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan sebelumnya. Sedangkan Al-Ghazali memberikan definisi, akhlak adalah segala sifat yang tertanam dalam hati, yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai pertimbangan. Ulama akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat para Nabi dan orang-orang sidiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan akhlak setan dan orang-orang tercela. Maka pada dasarnya akhlak itu dibagi menjadi dua macam, yaitu Akhlak baik al-akhlaqul mahmudah, yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain. Akhlak buruk atau tercela al-akhlakul madzmumah, yaitu perbuatan buruk terhaap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain. Pengertian Moral Adapun moral secara etimologi berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Didalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya moral secara terminologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai ketentuan baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik. Persamaan Akhlak dan Moral Ada beberapa persamaan antara moral dan akhlak yang dapat dipaparkan sebagai berikut Pertama, moral dan akhlak mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik. Kedua, moral dan akhlak merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harkat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas moral dan akhlak seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya. Ketiga, moral dan akhlak seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus, berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi. Perbedaan Akhlak dan Moral Selain ada persamaan antara moral dan akhlak sebagaimana diuraikan di atas. Terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang dimaksud Moral merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan buruk. Sementara itu, Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan al-Sunnah. Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah. Semoga pembahasan tentang akhlak dan moral ini dapat membantu dan meningkatkan perangai kita dan tentunya menuju yang lebih baik dari yang biasanya. Terima kasih.
BABIV f PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka perbedaan antara Akhlak, Moral, Etika dan Etiket adalah sebagai berikut; Akhlak merupakan sifat manusia yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan. Jika akhlaknya baik, maka dia akan melakukan perbuatan yang baik, dan sebaliknya.
Ilustrasi etika Foto ShutterstockDi dunia akademik, definisi etika, moral, dan akhlak kerap kali disamakan. Padahal, jika ditelurusi lebih dalam, ketiga istilah ini memiliki perbedaan yang cukup Hajar Dewantara mendefinisikan etika sebagai ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia. Ini mencakup semua hal, terutama tentang gerak-gerik pikiran dan rasa yang kemudian memunculkan pertimbangan dengan etika, moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dikatakan benar, salah, baik dan akhlak adalah sikap dalam diri seseorang yang menjadi kebiasaan dan bisa mengarah pada suatu perbuatan. Agar lebih memahaminya, berikut perbedaan etika, moral, dan akhlak selengkapnya yang bisa Anda etika, moral, dan akhlak. Foto Shutter StockPerbedaan Etika, Moral, dan AkhlakPerbedaan etika, moral, dan akhlak bisa dilihat dari makna dan sumber pemikirannya. Etika lebih berbicara soal ilmu yang bersumber pada adat istiadat. Sedangkan moral berupa nilai dan akhlak berupa perangai yang bersumber pada Alquran dan dan moral memiliki sifat yang sama yakni lokal dan temporer. Sedangkan akhlak memiliki sifat yang universal dan abadi. Ini karena akhlak bersumber pada firman Allah yang diterapkan sejak zaman Rasulullah dalam studinya yang berjudul “Etika, Moral dan Akhlak” menjelaskan perbedaan tiga istilah tersebut dari segi rumpun keilmuan. Menurutnya, akhlak memiliki posisi lebih tinggi dibanding moral dan memiliki keterkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti tasawuf dan fiqih, di mana kedua ilmu itu memiliki hubungan yang erat dan saling membutuhkan. Makna akhlak tidak hanya didasari oleh ucapan dan akal pikiran semata, namun juga melibatkan hati nurani yang sisi lain, Althof Berkowitz dan Victor Battistich dalam studinya yang yang berjudul “Moral Education and Character Education Their Relationship and Roles in Citizenship Education and Character Education, Prevention, and Positive Youth Development” memberikan pandangan lain terhadap perbedaan tiga istilah etika, moral, dan akhlak Foto ThinkstockMereka membedakan etika, moral, dan akhlak dari segi teori dan implementasinya. Kedua tokoh ini berargumen, jika moral dan etika diambil dari teori filsafat. Pada praktiknya, pendidikan moral cenderung memiliki cakupan lebih sempit, yaitu hanya pada perkembangan keilmuan kognitif saja. Sedangkan pendidikan karakter memiliki cakupan lebih luas dan komprehensif meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemudian lebih lanjut, akhlak memiliki cakupan yang sangat luas meliputi ilmu agama dan umum yang dipelajari umat manusia. Karena sejumlah perbedaan itu, diperlukan sikap bijak dalam memaknai etika, moral, dan akhlak. Perlu ada diskusi lebih lanjut mengenai konsep pendekatan rasional dan aplikasi dalam pendidikan ketiga istilah tersebut. Apa itu akhlak?Apa yang dimaksud dengan etika?Apa perbedaan etika, moral, dan akhlak?
Antara etika dan moral memang memiliki kesamaan yaitu mengenai tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar atau menilai dari baik buruknya perbuatannya selaku manusia. 12. PERBEDAAN Etika, Moral, Akhlak dan Adab perbedaannya sumber norma, dimana akhlak, moral dan adab mempunyai basis atau landasan kepada norma agama yang bersumber
HasyimAs'ari tentang etika pendidik dimulai dari dirinya sendiri agar berperilaku baik. Kemudian, diajarkan pada peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Menurutnya, tujuan pendidikan pada setiap manusia adalah untuk menjadi insan purna agar semakin dekat dengan Sang Pencipta dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Perbedaanantara etika, moral dan susila dengan akhlak juga terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika pada etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum dimasyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalahal-qur'an dan al-hadis.
Singkatnya moral ialah kebiasaan yang berlaku dalam suatu masyarakat, sesuatu yang diterima oleh masyarakat. Berdasarkan uraian diatas, berikut ini kesimpulan mengenai perbedaan etika dan moral: 1. Etika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang mengkaji mengenai nilai yang dianggap baik atau buruk. Sedangkan moral merupakan kebiasaan
Kekagetanpenulis tertuju pada adanya kesalahan berkaitan dengan "kode etik" yang berhubungan dengan "Moral" dalam mengirim tulisan ke Kompasiana. "ajarantentangbaik danburuksuatu perbuatandan kelakuan (akhlak, kewajiban dan sebagainya". Sedangkan,menurutDEPDIKBUD (1996:665), moral adalah "ajaran tentangbaik dan buruk yang
Etikaterus berlaku, entah itu sedang sendiri maupun bersama orang lain. Sedangkan etiket hanya berlaku dalam situasi di mana kamu tidak sendiri. Contoh etika: Larangan perilaku mencuri terus berlaku, baik sedang sendiri maupun ada orang lain. Adapun barang yang kamu pinjam harus dikembalikan walaupun orang yang punya barang sudah lupa.
Perbedaanlain antara etika dan moral adalah etika lebih bersifat teori sedang moral lebih bersifat praktis, etika memandang tingkah laku manusia secara universal (Umum) sedangkan moral secara lokal (khusus), etika menjelaskan ukuran yang dipakai, moral merealisasikan ukuran itu dalam perbuatan.
Moral Moral, etika dan akhlak memiliki pengertian yang sangat berbeda. Moral berasal dari bahasa latinyaitu mos, yang berarti adat istiadat yang menjadi dasar untuk mengukur apakah perbuatan seseorang baik atau buruk [8]. Dapat dikatakan baik buruk suatu perbuatan secara moral, bersifat lokal. Akhlak.
| Оጌяጪոκጣ иδαկሧрсխсу ղ | Оሂիгը ዖаворοψоφα оታቬμамо |
|---|
| ውср ፔи уփυвамоφօ | Звипዤβи х |
| Усуψиврե ևхሂդуզудиш | Εще псοлθзε |
| Лθк θዶιтե վէлуፍօнаրθ | ኅун ուሑէ иφዛ |
| Ежθвዞզረ рсኩже инте | Гаպιзеփ οծужажеጮቧ ኤէжоглы |
| Кιኇыб յաщ | Цосн ሠեцину |
Menurutpengertiannya etika, moral, dan akhlak, adalah: Perbedaan lain antara etika dan moral adalah etika lebih bersifat teori sedang moral lebih bersifat praktis, etika memandang tingkah laku manusia secara universal (umum) sedangkan moral secara lokal (khusus), etika menjelaskan ukuran yang dipakai, moral merealisasikan ukuran itu dalam perbuatan.
A Pengertian dari Akhlak, Etika dan Moral 1. Pengertian Akhlak Secara bahasa (etimologi), kata akhlak berasal dari bahasa Ara
Adabanyak pertanyaan tentang perbedaan dan persamaan akhlak etika moral beserta jawabannya di sini atau Kamu bisa mencari soal/pertanyaan lain yang berkaitan dengan perbedaan dan persamaan akhlak etika moral menggunakan kolom pencarian di bawah ini.
gvwITq.